Amrah, Duplikat Sang Ummul Mukminin (1)

Amrah, Duplikat Sang Ummul Mukminin (1)

Ilustrasi
Aisyah binti Abi Bakar adalah sosok Muslimah yang cerdas. Ia banyak meriwayatkan hadis. Bahkan, ia dikenal kaya dengan riwayat yang jarang ditemukan oleh perawi lainnya.

Periwayatannya itu lantas disebut dengan istidrakat Aisyah. Kepandaiannya di bidang agama itu ditularkan ke kalangan perempuan kala itu. Baik dari generasi sahabat atau tabiin.

Tak heran, ia memiliki banyak murid. Ada dua tokoh perempuan tabi’in yang menjadi muridnya. Keduanya ialah Hafshah binti Sirin dan Amrah binti Abdurrahman bin Sa’ad bin Zurarah Ibnu Hibban.

Nama terakhir, disebut-sebut sebagai ‘duplikat’ Aisyah soal keilmuan. Ini lantaran Aisyah banyak membagi pengetahuan kepadanya.

Makanya, Ibnu Hibban menyebut Amrah adalah pakar hadis-hadis Aisyah. Sebutan ini pun ditegaskan oleh Umar bin Abd Al-Aziz. Ia menegaskan, Amrah merupakan sosok yang paling memahami seluk-beluk hadis Aisyah.

Beruntung Amrah yang lahir pada 21 H dikaruniai kecerdasan yang cemerlang, daya ingat yang kuat, dan wawasan luas. Karunia Allah itu ia manfaatkan untuk menggali ilmu-ilmu Islam dari sumbernya langsung. Yakni dengan cara rajin mendatangi kediaman sang guru, Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Ia mengisi hari-harinya belajar kepada Aisyah.

Tak hanya piawai meriwayatkan hadis Aisyah, tabi’iyat (sebutan untuk tabiin perempuan) ini juga memiliki sanad-sanad hadis dari Ummu Salamah, Rafi Ibn Khudaij, serta Ummu Hisyam binti Haritsah.

Ia tak pelit ilmu. Ia berbagi dan mengajarkan ilmunya itu kepada para murid. Di antara deretan nama muridnya ialah Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, yang tak lain ialah putranya sendiri.



Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah