Amrah, Duplikat Sang Ummul Mukminin (3-habis)

Amrah, Duplikat Sang Ummul Mukminin (1)

Ilustrasi


Fikih perempuan
Sebagai ahli fikih, banyak hadis yang diriwayatkan Amrah dari Aisyah, terutama berkenaan dengan perempuan. Seperti hadis tentang pelaksanaan thawaf ifadhah bagi perempuan yang sedang haid.

Diriwayatkan dari Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Wahai Rasulullah, Shafiyyah binti Huyyai telah haid.”

Rasulullah bersabda, “Dia bisa menjadi penghalang kami, tapi bukankah dia telah melaksanakan thawaf di Ka’bah bersama kalian?”

Mereka menjawab, “Iya.”

Rasulullah SAW bersabda, “Berangkatlah kalian!”

Hadis lainnya diriwayatkan Amrah bin Abdurrahman ketika perjalanan haji Aisyah bersama jamaah perempuan yang merasa takut keluar haid.

“Maka ia mendahulukan mereka pada Hari Nahr, hingga bisa melakukan thawaf ifadah. Jika setelah itu mereka mengalami haid, maka ia tidak menunggu hingga suci, tapi langsung melakukan thawaf ifadah, sementara mereka dalam keadaan haid. Demikian jika mereka telah melakukan thawaf ifadah sebelumnya.”

Hukum menjalankan shalat di masjid bagi perempuan diriwayatkan pula oleh Amrah dari Aisyah. “Seandainya Rasulullah SAW melihat apa yang dilakukan para perempuan, nicaya beliau akan melarang mereka untuk mendatangi masjid sebagaimana para perempuan Bani Israil yang juga dilarang.”

Yahya bin Sa’id berkata, “Aku bertanya kepada Amrah, apakah para perempuan Bani Israil dilarang mendatangi masjid?”

Dia menjawab, “Iya.”

Masih banyak hadis lain yang diriwayatkan Amrah binti Abdurrahman. Sejarah Islam mencatat namanya sebagai perempuan pertama yang telah membukukan ilmu yang dikuasainya.

Semasa hidupnya, Amrah menghabiskan waktu untuk beribadah dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Ia wafat pada tahun 98 Hijriah dalam usia 77 tahun di Madinah.



Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah