Ilustrasi
Ada juga kemenakannya, Haritsah dan Malik, serta Al-Qadhi Abu Bakar bin Hazim beserta kedua putranya, Abdullah dan Muhammad. Dari kalangan pemuda muncul nama Ibnu Syihab Az-Zuhri. Keputusan berguru kepada Amrah itu keluar, setelah Ibnu Syihab mendapat nasihat dari Al-Qasim bin Muhammad. “Jika ingin mendapatkan bejana ilmu, Amrah tempatnya. Hendaknya kamu mengambil ilmu dari Amrah, karena dia dulu berada dalam bimbingan Aisyah.” Kodifikasi hadis Masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz pada awal abad kedua Hijriah, satu per satu ahli hadis meninggal dunia. Di sisi lain, meluasnya kekuasaan Islam membuat para penghafal hadis terpencar di berbagai wilayah. Kondisi ini berdampak pada rentannya pemalsuan hadis. Agar tidak kian parah, sang khalifah mengusulkan kodifikasi hadis segera. Tugas mulia itu disampaikan Khalifah kepada Gubernur Madinah Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm yang pernah menjadi murid Amrah. Oleh karenanya, ketika misi ini dijalankan Gubernur Madinah mengundang dua ulama besar Madinah yang dikenal sebagai penghafal hadis. Mereka adalah Amrah binti Abdurrahman dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar As-Siddiq. Ensiklopedi Islam menyebutkan, kedua ulama besar ini paling banyak menerima hadis dan paling dipercaya dalam meriwayatkan hadis dari Aisyah binti Abu Bakar. Selain itu di Madinah, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan Muhammad bin Syihab Az-Zuhri menghimpun hadis yang dikuasai oleh para ulama di Hijaz dan Suriah. Mereka fokus mengumpulkan hadis-hadis dari para penghafal hadis ataupun yang tertulis di berbagai media, lalu membukukannya. Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Nashih Nashrullah