Tulisan ini pada dasarnya saya tulis hanya untuk merefleksi kembali peran Aceh di masa silam yang sangat Jarang di publikasi, walaupun ada rata-rata publikasi dalam bahasa Inggris dan Belanda. karena ketertarikan saya untuk mengetahui lebih banyak tentang koleksi buku-buku, manuskrip dan jurnal tentang Aceh di perpustakaan universitas luar negeri saya mencoba mengunjungi dua universitas yaitu School of Oriental and African Study, University of London dan Universiteit Leiden, Belanda. alasan saya mengambil dua universitas ini sebagai sampel pencarian yaitu didasarkan pada beberapa bacaan yang melampirkan nama universitas ini sebagai referensi.
Dulunya saya berpikir buku-buku tentang Aceh hanya ada di Indonesia namun akhirnya melalui pencarian dari dua website universitas ini saya melihat banyak sekali tulisan tentang Aceh yang ditulis oleh ilmuan dari belahan dunia baik dalam bahasa Inggris, Spanyol, Belanda dan Indonesia. berikut ini saya coba mengulas lebih detail tentang sumber buku tentang Aceh.
Dari Koleksi perpustakaan University of London saya mendapatkan beberapa buku yang sangat menarik untuk dibaca, antara lain :
-The sultanate of Aceh: relations with the British, 1760-1824, ditulis oleh Kam Hing Lee sebagai thesisnya dan diterbitkan oleh Oxford University press, 1995.
-Aceh: art and culture, ditulis oleh Holly S Smith, dan diterbitkan oleh Oxford: Oxford U.P, 1997
-The world of the adapt Aceh : a historical study of the Sultanate of Aceh, ditulis oleh Ito TakeshiIto untuk Thesis (PhD) Australian National University, 1984
-A grammar of Acehnese on the basis of a dialect of North Aceh, ditulis oleh Mark Durie, diterbitkan di Dordrecht: Foris, 1985
-Indonesia’s secret war in Aceh / by John Martinkus, ditulis oleh John Martinkus dan diterbitkan oleh Milson Point, NSW : Random House Australia, 2004
-O domínio do norte de Samatra : a história dos sultanatos de Samudera-Pacém e de Achém, e das suas relações com os Portugueses, 1500-1580 / Jorge Manuel dos Santos Alves, prefácio de Luís Filipe Thomaz. ditulis oleh Alves, Jorge Manuel dos Santos. dan diterbitkan oleh Lisboa : Sociedade Histórica da Independência de Portugal, 1999.
Adapun beberapa koleksi buku yang tertulis dalam bahasa Indonesia yang menjadi koleksi perpustakaan di University of London antara lain :
-Hikayat Prang Sabi :masa prang Aceh ngon Belanda / ciptaan Tengku Pante Kulu, Penyalin Anzib, Penulis Pante Kulu dan diterbitkan di Jakarta : Proyek penerbitan Buku sastra Indonesia dan Daerah, 1980
-Kamus basa Aceh = kamus bahasa Aceh : Acehnese-Indonesian-English thesaurus / bukhari daud and mark durie, ditulis oleh Bukhari Daud dan diterbikan oleh Canberra: pacific linguistics, research school of pacific and Asian studies, Australian National University, 1999
-Sekitar keradjaan Atjeh : dalam tahun 1520-1675, ditulis oleh Ahmad, Zakaria dan diterbitkan di Medan, Monora 1972
Beberapa koleksi lainnya yang jumlahnya tidak sedikit ada di Leiden, Belanda. termasuk manuskrip dari kerajaan Samudra Pasai dan dari kesultanan Aceh. diantara beberapa koleksi buku,jurnal dan manuskrip yaitu :
-Relations between the ottoman empire and the sultanate of aceh in the 16th century xvi. yüzyilda osmanli – açe ilişkileri, ditulis oleh Emine Dingeç, terbit di Journal of Turkish Studies, 2010, Vol.5(1), p.954 [Peer Reviewed Journal]
- Putroe Beuton, ditulis oleh Tgk. Muhamat Noerdin dalam bahasa Aceh dan sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
- An introduction to the government of Acheh’s Sultanate 1923-1970 ditulis oleh Mukti Ali, A. diterbitkan di Jogjakarta, 1970
Belanda adalah negara yang banyak menyimpan koleksi manuskrip tentang Aceh karena peran Belanda ketika berperang dengan Aceh yang bisa dikatakan sangat panjang bahkan beberapa utusan Belanda yang dikenal berjabatan tinggi tewas di Aceh. peninggalan-peninggalan Belanda pun banyak bertebaran di Aceh namun sayang banyak yang tidak terawat dan terus dimakan usia. disisi lain Belanda berusaha menyimpan banyak koleksi tentang Aceh yang dinilai sangat penting bagi mereka.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah Aceh untuk memberi perhatian khusus pada peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan Aceh zaman dahulu yang sangat berharga dimata orang Aceh sendiri sebagi bukti sejarah. peninggalan sejarah memiliki nilai tersendiri yang tidak bisa diukur dengan uang namun menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan luar negeri khususnya Belanda yang jelas punya sejarah di Aceh.
Banyak ilmuan luar negeri yang tertarik meneliti tentang Aceh, baik tentang nilai history kerajaan Aceh dan hukum adat yang ada di Aceh yang dianggap penting dan memiliki nilai khusus untuk penelitian. sayangnya, sangat sedikit pihak dalam, Aceh khususnya yang meneliti tentang nilai-nilai adat, budaya dan bahasa. padahal ini sangat penting untuk diteliti dan dipublikasi ke khalayak ramai dan menjadi koleksi perpustakaan Aceh. Belum lagi banyak peninggalan Belanda yang rusak dan tidak terawat di berbagai tempat yang berdampingan dengan masyarakat.
Saya sangat berharap buku-buku yang saya sebutkan diatas bisa menjadi koleksi perpustakaan Aceh sehingga generasi sekarang tidak “buta” sejarah dan bisa belajar dari sejarah. banyak nilai positif yang bisa diambil dari sejarah Aceh yang sarat dengan nilai-nilai hukum agama Islam yang mengalir didalam adat, budaya dan kehidupan para leluhur. tentu ini sangat bagus untuk dijadikan kajian penelitian lebih lanjut bagi akademisi.
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud