Pengunjung “Machu Pichu” di Cianjur Membludak

Laporan: Teguh Santosa










MACHU PICHU/IST




Pengeboran yang dilakukan itu membuktikan bahwa Gunung Padang bukan sekadar situs dari zaman megalitikum. Pada kedalaman 20an meter, Tim Bencana Katastropik Purba menemukan apa yang selama ini diduga sebagai anomali geologis berupa bangunan atau benda buatan manusia. Bangunan tersebut diperkirakan berbentuk mengerucut ke atas.RMOL.Popularitas Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, semakin menjadi setelah Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) mengumumkan hasil pengeboran yang mereka lakukan pekan lalu.


DR. Danny Hilman, salah seorang peneliti yang terlibat di dalam tim itu mengatakan, bahwa bangunan yang diperkirakan berusia 6.700 tahun itu adalah punden berundak yang lebih mirip Machu Pichu di Peru, Amerika Selatan. Dalam dunia arkeologi bentuk seperti ini pun kerap disebut piramida. Jadi, kata piramida mewakili bentuk bangunan yang mengerucut ke atas, dan bukan hanya “piramida Giza” yang boleh disebut piramida.


“Sebagai informasi, pengunjung Gunung Padang hari ini membludak. Tidak sampai pukul 13.00 WIB jumlah pengunjung sudah sekitar 600 orang. Masih terus berdatangan sampai sore,” ujar SKP BSB Andi Arief dalam pesannya yang diterima beberapa saat lalu (Minggu, 12/2).

“Mungkin mencapai 1000an pengunjung,” sambungnya.

Andi Arief juga mengatakan, hasil riset yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba pekan depan akan dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Riset dan Teknologi, serta berbagai institusi kebencanaan dan lain sebagainya. Laporan tersebut meliputi riset di Gunung Padang dan Gunung Sadahurip, serta beberapa tempat yang berpotensi bencana lainnya.