Kelambu Misteri Penghuni Purba Sumatra

Diiringi nyanyian tonggeret di pedalaman Sumatra, Bukit Karangsialang perlahan menyingkap teka-teki penghuni awal pulau itu.

gua harimau,sumatra,fosil,tengkorakDua kerangka—lelaki dan perempuan—dalam posisi berpelukan. Penemuan ini bagian dari 66 individu dan benda-benda kebudayaannya yang diharapkan mengawali upaya menyingkap tabir kehidupan manusia gua Sumatra pada masa prasejarah. Kisah lengkapnya di NGI Januari 2013. (Reynold Sumayku).
“Aaaargghh...aaarghhhh!” jerit fotografer Reynold Sumayku sambil merunduk dan menutupi muka dengan kedua lengannya. “Cepat, kita pergi dari sini!” Dia menepis seekor kelelawar yang nyaris melabrak kepalanya.
Sementara itu kawanan kelelawar lainnya terbang berhamburan. Tampaknya kedatangan kami mengejutkan satwa penghuni salah satu pintu dalam sistem Gua Silabe di Padangbindu, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.
Saya dan Reynold kemudian meniti jalan setapak dan membelah semak hingga menemukan sebuah mulut Gua Silabe lain yang lebih besar. Di serambinya mengalir Sungai Semuhun yang menembus bebatuan lalu bermuara di Sungai Ogan. Suasananya sangat nyaman, tanpa bau kotoran kelelawar.
Kami sepakat, tampaknya gua ini layak sebagai hunian lantaran cukup mendapatkan sinar matahari dan air yang melimpah. Untuk beberapa waktu kami merintang lelah sembari menikmati keindahan dinding gua di tubir sungai.
Pada masa prasejarah gua dan ceruk diperbukitan karst di Indonesia terbukti telah dimanfaatkan manusia untuk hunian. Pusat Arkeologi Nasional dan Institut de recherche pour le développement (IRD) pada 2000-2005 melakukan survei dan penelitian bersama terhadap gua-gua hunian di perbukitan karst kawasan Padangbindu.
Hasilnya, di salah satu pintu sistem Gua Silabe mereka menemukan tinggalan para penghuni awal Sumatra yang berkaitan dengan cara bertahan hidup, peranti, dan sistem permakaman yang diduga berasal dari sekitar 5.000 tahun silam.
Namun, kabar yang paling mengguncang kawasan Nusantara baru ditemukan di Gua Harimau pada 2009. Gua itu terletak di Bukit Karangsialang, sekitar dua kilometer dari Gua Silabe. Serambi gua yang luas dan megah itu telah  mengekalkan gambar cadas dan kompleks permakaman prasejarah yang terpadat dan terlangka di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Tujuan utama kami menjelajahi perbukitan karst ini adalah untuk menemui Truman Simanjuntak dan timnya dari Pusat Arkeologi Nasional yang tengah melacak jejak-jejak hunian prasejarah di Gua Harimau. Gambar cadas di dinding gua itu ternyata merupakan penemuan gambar cadas pertama di Sumatra.
“Selama ini kita dengan beraninya berkata Sumatra tidak pernah tersentuh budaya gambar cadas,” ungkapnya. “Tetapi itulah ilmu, kalau tidak ada perkembangan berakhirlah sudah.”
Sementara hingga Desember 2012, timnya telah mengidentifiaksi kubur prasejarah dengan 66 rangka manusia dalam cakupan luas ekskavasi sekitar setengah lapangan bulu tangkis. Temuannya cukup melimpah, mulai rangka manusia, peralatan serpih, tembikar, hingga tinggalan peradaban logam.
gua harimau,gua akar,sungai oganPaparan sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik, seperti di mulut Gua Akar ini ikut menjadi pertimbangan untuk hunian atau persinggahan pada masa prasejarah. Banyak gua di perbukitan karst selatan Sungai Ogan ini berpotensi sebagai hunian. Pertalian gua-gua ini dengan manusia purba di Indonesia diungkap dalam NGI Januari 2013. (Reynold Sumayku/NGI).