Mars Dahulu Memiliki Samudra


NASA/JPL-Caltech/University of Arizona
Kawah Rabe yang berwarna biru di Planet Merah.

Alberto Fairen, pakar astrobiologi di SETI Institute NASA Ames Research Center, dan rekannya menemukan bahwa patahan kerak purba dataran rendah belahan utara Mars lebih minim grup mineral phyllosilicate dibandingkan dataran rendah belahan selatannya. Grup mineral phyllosilicate biasanya didapatkan di sedimen laut Bumi. Penemuan itu memacu ilmuwan untuk berteori bahwa bagian utara Mars dulu merupakan samudra.

"Analisis multidisiplin menjelaskan adanya samudra di Mars masa lalu. Jika ada samudra di Mars masa lalu, maka samudra itu adalah glasial dingin, seperti laut di kutub Bumi. Tepian samudra dibingkai oleh glasier dan samudra tertutupi es," jelas Fairen.

Memberi penjelasan lebih lanjut, keberadaan laut yang dingin dan glasier yang besar akan menghambat pembentukan dan deposit grup mineral phyllosilicate. Hal ini menjadi penjelasan mengapa bagian utara Mars memiliki kandungan grup mineral jenis tersebut lebih sedikit daripada bagian selatan.

Penemuan ini juga bisa menawarkan pandangan baru tentang kondisi Mars di masa lalu. Sebelumnya, ada dua teori tentang iklim Mars masa lalu. Pertama adalah iklim ingin dan kering dan kedua adalah hangat dan basah. Kondisi hangat dan basah menyiratkan bahwa Mars pernah mendapat curah hujan, punya danau, dan sebagainya. Dengan penemuan ini, kondisi Mars masa lalu mungkin bukan seperti yang diteorikan.

"Mars yang dingin dan basah mungkin akan menjadi solusi dari teka-teki yang bertahan selama puluhan tahun ini, dan keberadaan samudra di belahan utara Mars akan sangat pas dengan skenario ini," jelas Fairen seperti dikutip Space, Minggu (28/8/2011).

Untuk memantapkan pandangan ini, ilmuwan kini tengah mencari bukti tambahan bahwa iklim di Mars sesuai yang diteorikan. Mereka menganalisis fitur glasial pantai, mencari tanda-tanda keberadaan gunung es, dan mempersiapkan model geokimia temperatur rendah.

SPACE.COM