Warga Mappala dan Tamalate kembali bentrok menggunakan batu, molotov

Makassar (ANTARA News) - Bentrokan antara kelompok pemuda warga Mappala dan warga Tamalate, Kecamatan Rappocini, kembali pecah dengan kedua pihak menggunakan busur (anak panah), parang, bom molotov dan batu, pada Senin malam.

Bentrokan ketiga terjadi mulai pukul 22.04 wita dan baru bisa dibubarkan polisi gabungan pada pukul 00.00 wita. 5 orang pelaku penyerang dan puluhan barang bukti berhasil diamankan.

"Polisi melakukan penyisiran dan menangkap lima orang pelaku yang belum kami ketahui identitasnya, namun kelima pelaku yang diamankan itu merupakan warga yang datang menyerang ke jalan Tamalate," kata Kepala Bagian Operasional Polrestabes Makassar, Ajung Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muh. Ridwan.

Ridwan menambahkan bentrokan itu kembali terjadi, merupakan buntut dari balas dendam atas kematian salah satu warga Jalan Mappala, bernama Alan Basri (25) pada Rabu lalu, yang dibunuh oleh empat orang pelaku yang merupakan warga Jalan Tamalate.

"Kami telah mengantongi identitas ke empat pelaku pembunuhan, dan semuanya masih buron, terungkapnya identitas pelaku setelah kami mengamankan empat orang saksi yang merupakan keluarga pelaku," ungkap Ridwan.

Polisi baru berhasil menguasai tempat kejadian, sambung Ridwan setelah memukul mundur pelaku penyerangan yang mengaku warga dari jalan Mappala, dengan menggunakan gas air mata.

Pascabentrokan itu, puluhan polisi gabungan dari Brimob Poldasulselbar, unit Patmor, unit Resmob Polrestabes Makassar dan anggota polisi dari Polsek Rappocini, juga telah mengamankan puluhan barang bukti berupa bom molotov dan anak panah.

Ahmad, seorang warga jalan Tamalate menceritakan warga jalan Mappala langsung menyerang warga jalan Tamalate. Kejadian itu, membuat puluhan rumah warga di jalan Tamalate rusak akibat lemparan batu dan dua rumah warga terkena lemparan bom molotov.

"Ini sudah merugikan warga jalan Tamalate, sekarang keluarga kami tidak ada yang berani tinggal di rumah selama penyerangan terus berlangsung," ungkap Ahmad.

Ahmad berharap polisi segera menangkap pelaku-pelaku pembunuhan agar keluarga korban merasa puas dan tidak lagi menyerang warga jalan Tamalate.

Untuk mengantisipasi terjadinya aksi penyerangan susulan, polisi bersenjata lengkap masih melakukan penjagaan di sekitar tempat kejadian. (*)


http://www.antaranews.com/berita/403613/warga-mappala-dan-tamalate-kembali-bentrok-menggunakan-batu-molotov