Itsbat Adzab Al-Qabr, Seputar Nikmat dan Siksa Kubur (2)

Itsbat Adzab Al-Qabr, Seputar Nikmat dan Siksa Kubur (2)

Kitab (ilustrasi).

Kemudahan
Catatan pertama yang dikemukakan oleh sosok kelahiran Khusraugird dekat Desa Bayhaq, Nisaphur pada Sya’ban 384 H itu adalah kemudahan bagi orang yang beriman saat menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh dua malaikat, Munkar dan Nakir.

Penegasan itu termaktub dalam ayat, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim [14]: 27).

Peneguhan iman yang dimaksud dalam ayat tersebut juga berlaku kelak di akhirat. Faktor apakah yang dapat meneguhkan keimanan seseorang itu? Salah satunya ialah kesaksian atau syahadat.

Menurut hadis riwayat Al-Barra bin Azib, Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa seorang Mukmin adalah mereka yang ketika berada dalam kuburnya mampu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan berikrar sebagai pengikut Muhammad SAW.

Riwayat lain dari Abdullah bin Mas’ud mengatakan, orang-orang yang beriman—sebagaimana disebutkan ayat di atas—bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat tentang siapakah Tuhan yang ia sembah, agama yang ia peluk, dan siapakah nabi yang ia taati.

Soal-soal itu pun dengan mudah dijawab. Allahlah Tuhannya, Islam agamanya, dan Muhammad nabinya. Lalu, kuburnya dilapangkan hingga ia beristirahat dengan tenang.

Sebaliknya, deretan pertanyaan serupa juga disodorkan kepada orang-orang kafir. Jawaban yang keluar dari lisan mereka hanyalah ketidaktahuan dan kebodohan. Akibatnya, kubur yang ia huni pun akan sempit dan ia akan disiksa.

Terkait fakta ini, Abdullah bin Mas’ud membaca ayat, “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thahaa [20]: 124).

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah