Kalau melihat film jadul yang berjudul “MALAM SATU SURO” yang dibintangi almarhumah Suzana kayaknya serem deh tapi apakah seserem itu ya? Ah itu sih cuma perasaan saja atau sugesti saja jadi kalau orang yang terlalu memikirkan sesuatu dalam pikirannya maka sesuatu itu akan muncul dalam ilusinya. Jadi kalau ada orang yang amat sangat takut terhadap hantu maka hantu itu akan muncul dalam pikirannya sehingga ketika melihat sesuatu meski itu bukan hantu tetap akan menganggapnya hantu.
Ini bukan mistik atau hal klenik tapi apa salahnya orang menikah di malam satu suro? Kalau orang jawa sering mengkeramatkan bulan suro sebagai bulan yang suci dimana dalam bulan tersebut dilarang mendirikan bangunan atau membuat pesta hajatan itu sah saja dan jika ada yang suku bangsa lain membuat aturan yang lain itu juga terserah saja.
Tapi yang sungguh lucu adalah orang yang maunya ikutan adat jawa tapi tidak tahu perhitungan dalam kalender jawa. Mereka menganggap bahwa pergantian hari dalam tahun jawa terjadi saat jam 12 malam seperti kalender masehi yang biasa mereka lihat yang menggunakan perhitungan syamsiah (matahari), hal itu tentu saja sangat keliru karena kalender tahun jawa menggunakaan perhitungan qomariyah (bulan) maka pergantian hari dalam tahun jawa adalah sore hari.
Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan jadi apapun kegiatan yang dilakukan di bulan Suro itu menjadi tanggung jawab pribadi tiap orang masalah bencana atau bala’ itu adalah urusan Tuhan. Banyak pernikahan, mendirikan bangunan ataupun hajatan yang dilakukan diluar bulan suropun ada yang mengalami bencana.
Jadi bencana atau bahagia adalah hak prerogatif (istimewa) dari Tuhan dan yang penting adalah pernikahan atau membuat rumah itu menggunakan uang yang halal dan baik, bukan hasil korupsi atau menilap uang rakyat maka jika bencana itu emang terjadi, itu menjadi sebuah ujian dan hasilnya akan menaikan iman dan akan membawa ke syurga tapi jika menggunakan uang korupsi atau menilap uang rakyat maka bencana itu adalah azab yang akan membawa manusia kedalam neraka.
Dan alangkah baiknya jika manusia bisa pesta besar-besaran maka mereka harus bisa juga mengentaskan kemiskinan sungguh berat azabnya jika ada orang kaya tapi tidak memperdulikan kaum miskin seperti ditafsirkan dalam Al Qur’an surat Al Maa’uun (107) : Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
AKHIR KATA JADIKANLAH DIRI KITA BUAH TUTUR YANG BAIK UNTUK ORANG-ORANG YANG KITA TINGGALKAN.
Singgasana