Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Khilafah Islam Terakhir (3)

Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Khilafah Islam Terakhir (2)




Sultan Abdul Hamid II (ilustrasi)

Sultan Hamid II juga berjanji mempersempit batas-batas wilayah kekuasaan Turki Usmani agar tidak memberikan kesempatan kepada orang-orang Kristen untuk melakukan penyerangan terhadap Islam.

Sementara itu, orang-orang Bulgaria berusaha memengaruhi orang-orang Islam yang ada di Bulgaria, Serbia, dan pegunungan Hitam untuk mengadakan pemberontakann terhadap kekhalifahan Turki Usmani.

Untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Kesultanan Turki Usmani, Sultan Abdul Hamid II melakukan berbagai upaya untuk menyatukan umat Islam dan membantu mereka agar dapat melawan para penjajah yang menjadi penguasa di negeri mereka sendiri.

Kemudian, dia mengubah beberapa keputusan dalam perjanjian Berlin yang sangat merugikan dan sangat ia khawatirkan, yang berisi tentang penggabungan Bosnia Herzegovina ke dalam wilayah Austria. Dia juga berhasil mengalahkan pasukan Rusia dan mengatasi pemberontakan.

Namun, dengan bantuan para Syekhul Islam saat itu, para musuh Sang Sultan berusaha membujuk syekh untuk menurunkan Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya pada 1909. Inilah salah satu bentuk pengkudetaan terhadap jabatan sultan.

Sultan Abdul Hamid II terpaksa menerima keputusan tersebut. Kemudian, ia beserta seluruh anggota keluarganya diasingkan ke Salonika, Yunani.

Pada1912, Sultan Abdul Hamid II dipulangkan ke Istanbul dan diasingkan dalam penjara istana tua Beylerbeyi. Akan tetapi, anak-anaknya dipisah-pisahkan, bercerai berai. Beberapa di antara mereka dibuang ke Prancis, dan menjadi pengemis yang hidup terlunta-lunta di emperan jalan.

Kondisi di pembuangan Salonika atau di istana tua Beylerbeyi Istanbul sama saja bahkan lebih parah. Sultan Abdul Hamid II menghembuskan napas terakhir dalam penjara Beylerbeyi pada 10 Februari 1918.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya