Aulturasi Islam dan Sunda Secara historik
Menurut Ayatrohaedi (1986), masuknya Islam ke tanah Sunda diperkirakan pada masa Prabu Siliwangi dibawa oleh putra beliau, yaitu Prabu Ki Hyang Sancang / kian santang yang sengaja mencari Islam (dari sejarah inilah muncul istilah “ki sunda nu neangan islam, lain islam nu neangan” orang sunda yang mencari islam, bukan islam yang mencari orang sunda), sebelum Sunan Gunung Djati menguasai Banten (1525) dan Sunda Kelapa (1527), boleh dikatakan masyarakat Sunda secara kultural bercirikan keislaman.
Menurut Saini KM (1995), bisa diterimanya Islam dengan baik di tatar Sunda karena secara kultural di antara keduanya (Islam dan Sunda) mempunyai persamaan paradigma yang bercirikan platonik. Maka, tak mengherankan jika Sunda sebagai kebudaayaan, bisa “bermanunggal ria” dengan Islam sebagai satu agama, yang diyakini oleh para penganutnya memiliki kebenaran-kebenaran universal. Bahasa antropologi budayanya adalah akulturasi.
Akulturasi Islam dengan Sunda bisa dilihat dari seni yang berkembang sampai sekarang dan masih dipraktikkan masyarakat Sunda pedesaan yang berasal dari muslim Sunda tradisional. Misalnya seni arsitektur mesjid yang menyerupai tiga konsep tangga kehidupan umat Sunda berbentuk “nyuncung” sehingga masjid dikenal dengan bale nyuncung.
Selain itu, ada naskah kitab berbahasa Sunda dengan menggunakan aksara pegon sebagai proses kreatif masyarakat Muslim Sunda, yang dahulunya mungkin dikategorikan modern, tapi sekarang – karena ada proses Indonesianisasi, Latinisasi dan Englanisasi – huruf pegon sebagai hasil dari dialektika budaya Sunda dan Arab Islam, menjadi terkubur dan menghilang; kecuali di pesantren-pesantren salaf tradisional masih ada santri yang ngalogat dengan menggunakan aksara pegon.
Banyak ulama zaman bareto yang menyusun kitab berbahasa Sunda dengan menggunakan aksara pegon ataupun aksara Latin, seperti yang terdapat di dalam tradisi pesantren tradisional. Ulama atau ajeungan itu diantaranya: KH. Ahmad Sanusi, KH Ahmad Maki bin KH Abdullah Mahfud, Rd. Ma’mun Nawawi bin Rd. Anwar, ‘Abdullah bin Nuh, dan masih banyak lagi yang tak bisa saya sebutkan dalam tulisan ini.
“Pupujian”, cermin kearifan orang Sunda
Dalam seni suara pun, kita pasti pernah mendengar lantunan “pupujian” bertajuk “Anak Adam” di mesjid-mesjid atau di tajug pada masyarakat agraris, sebagai berikut:
“Anak Adam urang di dunya ngumbara
umur urang di dunya moal lila
anak adam umur urang teh ngurangan
saban poe saban peuting di kurangan.”
Kalimat “pupujian” atau “nadhoman” ini memiliki semangat profetik, yakni betapa tidak hidup itu akan berakhir dan menyadarkan para pemuji dan pendengarnya untuk menunaikan shalat ketika adzan telah dikumandangkan. Ini juga mengindikasikan urang Sunda memiliki semangat egalitarianisme dalam berinteraksi dengan masyarakat lewat cara mengajak Sunda Islam anu Eusleum secara lemah-lembut.
Mengapa “pupujian” dilakukan setelah selesai “ngong” adzan..? Sebab, inti hidup yang mesti direfleksikan Muslim Sunda adalah membuat hidupnya lebih berarti dengan beribadah dan mengabdi demi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan melalui syair-syair yang mengingatkan kepada kematian.
Dengan mengingat kematian, maka diharapkan Ki Sunda dapat menghidupkan kembali sakralitas Tuhan dalam kehidupan dengan tidak melanggar tata-darigama yang sesuai dengan ajaran Agama Islam yang bernilai universal dan bisa ditawar hingga terbeli oleh budaya lokal. Yang terpenting, saat ini adalah memelihara agar aktivitas “pupujian” jangan dipinggirkan dengan alasan tidak berdasarkan pada sunah Nabi.
Sebab, di dalam syair-syair pupujian tersebut kita akan menemukan bahwa kedamaian menyebarkan ajaran Islam tidak harus dilakukan secara keras. Bahkan, ketika saya pulang kampung ke daerah Garut, pun uwa Ajeungan Abbas Ase memberikan “pupujian” yang menggedor hati, jiwa, rasa, dan jasad saya untuk terus beramal saleh. Kalau tidak salah, bunyi pupujian itu sbb:
“sanes bae yatim teh nu maot ramana
sanyatana yatim nu teu berelmu teu beramal
sanes kagindingan nu makean badan
saliim..saliim..”
Syair dalam versi terjemahan berbahasa Sunda ini, tanpa disertai syair berbahasa Arabnya menyadarkan saya bahwa kemajuan peradaban ditentukan oleh ilmu dan amal. Tentunya, apabila merujuk pada “pupujian” tersebut, selain ilmu dan amal, yang wajib dimiliki oleh muslim Sunda, adalah: kedamaian menebarkan ajaran agama Islam.
Itulah yang saya namakan dengan Ki Sunda Islam anu sawawa! Oleh karena itu, untuk konteks kekinian di kedalaman jati diri urang Sunda mestinya ditanamkan kearifan dalam ngageum Agama Islam, guna menciptakan relasi social-keagamaan yang tidak meminggirkan pemahaman keagamaan teurah Ki Sunda yang lainnya. Ingat, bahwa Ki Sunda pun dahulu pernah jatuh hati pada agama Hindu dan Budha.
Maka, Ki Sunda hari ini dan masa depan harus mewujud dalam wujud manusia yang mampu menafsirkan warisan kebudayaannya dan keberagamaannya secara arif dan bijaksana untuk kepentingan Sunda kiwari dan seluruh umat manusia. Itulah sumbangan Sunda buat bangsa, agama, dan Negara. Bahkan, buat dunia, lho! Wallahu. (Copas Kalakay Jasinga)
Akulturasi Islam dan Sunda Secara historik
Share this
Related Articles :
Arsip Blog
-
▼
2006
(6743)
-
▼
Oktober
(1362)
- Merapi, Antara Mitos dan Kepercayaan
- IBNU AL-HAITSAM: SEJARAH PENEMUAN OPTIK DAN PENGAR...
- Penaklukkan-penaklukkan atas Kerajaan Melayu
- Sejarah Tahun Baru
- World History and the Secret to Studying
- Apakah Benar Sniper Aceh Itu Ada, Atau Hanya Donge...
- Teori Evolusi Darwin ditepis Islam
- Kuil Berusia 2.750 Tahun Ditemukan di Israel
- Pantau Hilal Lewat 'Streaming' Bosscha
- Fosil Kayu Tertua di Dunia
- Reaktor Nuklir Mungkin Dibangun di Bulan
- Seabad Lagi, 1 Syawal Tak Perlu Diributkan
- Mars Dahulu Memiliki Samudra
- Berapa Jumlah Spesies Penghuni Bumi?
- Digali, Peternakan Tertua Berumur 9000 Tahun
- Misteri UFO Kembali Muncul di Siberia
- Kisah Raja dan Budak Hitam
- Kenali Musuh Anda – Daftar Anggota “Komite 300”
- Pustaka Lontar
- Peralihan Kekuasaan Kesultanan Mataram 1578 - 1677
- Dua Kerangka Manusia Prasejarah Ditemukan di Goa K...
- Yahudi Gagal Membunuh Nabi Isa A.s.
- Komplotan Roma (The Club of Rome)
- Waspadai “Injilisasi” Umat Islam bag. 2
- Waspadai “Injilisasi” Umat Islam bag. 1
- Apa buktinya Bibel dikarang oleh manusia ?
- Benarkah Isa Itu Tuhan?
- Inilah Bukti-bukti Kesesatan Islam Jama’ah – LDII
- Meneliti Riwayat Kesucian Al Kitab (Bible)
- Mempertahankan Peradaban Aceh
- Peninggalan Hindu di Mesjid Tua Indrapuri
- Merekam Jejak Ratu Perang Aceh Cut Nyak Dhien
- Menelisik Silsilah Raja-Raja Islam di Aceh
- sejarah-singkat-aceh-darussalam
- Hubungan Mesra Aceh dan Inggris
- Penampakan UFO di atas gedung BBC London - Rekayasa?
- Asteroid Raksasa Nyaris Hantam Bumi
- Planet Kembaran Bumi Diprediksi Ditemukan Pada 2013
- Umat Kristen Tak Yakin Yesus Lahir 25 Desember
- Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Kafir, Umat Isla...
- Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (3)
- Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (4-habis)
- Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (1)
- Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (2)
- Ensiklopedi Islam: Ka'bah (2-habis)
- Sejarah Papua, Sesatkah?
- Ternyata Makam Pahlawan KH. Mas Mansyur dekat Suna...
- THE HOLLYWOOD KABBALAH CULT UNMASKED
- Gunung Padang Cilacap Berbentuk Piramida
- VIDEO: Situs Gunung "Piramida" di Cilacap
- Ditemukan Puluhan Mumi Anak Berusia 1000 Tahun
- 'Alien Pertama Temuan Manusia Sangat Modern'
- Ingin Tahu Bentuk Tetesan Air di Luar Angkasa?
- 9 Nama Iblis yang Menggoda & Menjerumuskan Manusia
- Surat Perjanjian Hitler Dengan Iblis
- Gambar UFO Masa Lalu
- Fenomena Aneh Di Langit Singapura
- Orang Inuit : "Something Wrong with The Sun, Earth...
- Situs Prasejarah 3 zaman (sejak 20.000 thn yang la...
- Apa Benar Orang Sunda Berdarah Arya
- Kisah Syafa’atul ‘uzhma, keistimewaan Rasulullah S...
- Tanda Kiamat Akan Muncul di Arab Saudi!
- Rahasia Mengejutkan Moyang Awal Manusia
- TANAH JAWA : TANAH KERAMAT, TANAH PARA NABI ??
- Meriam Lada Sicupak, Jejak Turki di Bumi Peureulak
- Syeikh Abbas Kuta Karang Ahli Astrologi Aceh
- Para Sultan Keturunan Dinasti Sayed
- Menyusuri Hubungan Mesra Kerajaan Aceh Darussalam ...
- Fenomena Blackhole Dan Mukjizat Tak Terbantahkan S...
- Rahasia Dibalik Kalimat Adzan Di Waktu Subuh
- Ilmu Psikologi Dan Hancurnya Pemerintahan Islam Turki
- Misteri Kehancuran Kota Sodom Terungkap Oleh Sains
- Peradaban Aceh Bak Oase Gurun Sahara
- Dinar Dirham Telah Kembali di Bumi Aceh Darussalam
- Asal Muasal UFO
- Fenomena misterius di langit Xian - UFO, Naga atau...
- Flashback: Foto sepasang naga Kutai yang menggempa...
- Apakah Alien Itu Benar-benar Ada? .
- Kota Misterius' Muncul di Atas Sungai China
- Inilah Takdir Bumi
- Inilah Rahasia Terbesar Bulan
- Ilmuwan Rusia: 2031, Manusia Akan Bertemu Alien
- Asteroid Sebesar Bus Dekati Bumi
- Menelusuri Arsip Perdagangan di Hindia Timur
- Peradaban Manusia
- Hubungan Islam-Kristen: Catatan Sejarah untuk Kola...
- Ensiklopedi Islam: Ka'bah (1)
- Filosofi Gelap Freemasonry Ateis (3-habis)
- Filosofi Gelap Freemasonry Ateis (1)
- Ummul Quro (Makkah): Kota Tertua Dunia
- Nisan Bertuliskan Kalimat Syahadat: Saksi Bisu Per...
- Filosofi Gelap Freemasonry Ateis (2)
- Sejarah Lembaga Keuangan Islam
- Emas Berasal dari Angkasa Luar
- Ayasofya, Saksi Kisah Dramatis Jatuhnya Konstantin...
- Ahli: Tak Ada Alasan Takut Pada Alien
- Lintasan Sejarah NTT
- Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?
- Menguak Misteri Kehidupan Luar Angkasa
- Belajar dari Sejarah Bencana Sumatera
-
▼
Oktober
(1362)