Kitab (ilustrasi).
Baik pertanyaan, siksa, maupun nikmat kubur, pasti akan terjadi. Ketika jasad telah dikubur, lalu saudara, kerabat, dan para kolega beranjak pergi meninggalkan makamnya maka orang mukmin ataupun kafir akan mendapat disodori pertanyaan-pertanyaan itu. Hukum Allah berlaku di sana.
Seperti dalil-dalil sebelumnya, umat yang beriman menjawabnya dengan enteng. Sedangkan, kaum kafir tak kunjung bisa mencerna soal-soal itu secara baik. Siksa dan nerakalah balasannya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam riwayat Anas bin Malik.
Lantas, bagian manakah dari diri manusia yang akan kembali dibangkitkan saat di alam barzah, apakah jasad tanpa roh, roh semata, atau kedua-duanya.
Menurut Al-Baihaqi, yang mulai mengambil riwayat pada 399 H pada usia 15 tahun, baik mukmin maupun kafir, kelak roh mereka akan dikembalikan ke jasadnya selama berada di alam barzah. Tetapi, kehidupan di alam barzah berbeda dari kehidupan dunia. Tidak ada aktivitas makan dan minum di sana.
Agar Terhindar dari Azab Kubur
Al-Baihaqi yang berguru hadis pada Syekh Abu Abdullah Al-Hakim itu juga memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur. Menurutnya, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia.
“Dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS. Ar-Ruum [30]: 44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah ‘kediaman’ yang nyaman selama di alam barzah.
Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya sendirian.
Bila ia orang beriman, maka amalan shalat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping kirinya. Sedangkan, amalan lainnya, seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung baginya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah
Baik pertanyaan, siksa, maupun nikmat kubur, pasti akan terjadi. Ketika jasad telah dikubur, lalu saudara, kerabat, dan para kolega beranjak pergi meninggalkan makamnya maka orang mukmin ataupun kafir akan mendapat disodori pertanyaan-pertanyaan itu. Hukum Allah berlaku di sana.
Seperti dalil-dalil sebelumnya, umat yang beriman menjawabnya dengan enteng. Sedangkan, kaum kafir tak kunjung bisa mencerna soal-soal itu secara baik. Siksa dan nerakalah balasannya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam riwayat Anas bin Malik.
Lantas, bagian manakah dari diri manusia yang akan kembali dibangkitkan saat di alam barzah, apakah jasad tanpa roh, roh semata, atau kedua-duanya.
Menurut Al-Baihaqi, yang mulai mengambil riwayat pada 399 H pada usia 15 tahun, baik mukmin maupun kafir, kelak roh mereka akan dikembalikan ke jasadnya selama berada di alam barzah. Tetapi, kehidupan di alam barzah berbeda dari kehidupan dunia. Tidak ada aktivitas makan dan minum di sana.
Agar Terhindar dari Azab Kubur
Al-Baihaqi yang berguru hadis pada Syekh Abu Abdullah Al-Hakim itu juga memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur. Menurutnya, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia.
“Dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS. Ar-Ruum [30]: 44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah ‘kediaman’ yang nyaman selama di alam barzah.
Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya sendirian.
Bila ia orang beriman, maka amalan shalat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping kirinya. Sedangkan, amalan lainnya, seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung baginya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah