SEKITAR 200-an buku kontemporer tentang Aceh, kini mulai bisa diakses di Pustaka Jurusan Asia Tenggara, Faculty of Language, Culture, Civilization and Art Studies, Institute for Orientalism and Philologie, Johan Wolfgang von Goethe University of Frankfurt, Jerman. Buku tersebut diterima langsung oleh Director, Interdisciplinary Centre of East Asian Studies Prof Dr Arndt Graf di kantornya.
Program pengadaan buku-buku tersebut bermula pada tahun lalu ketika penulis sedang berdiskusi tentang Aceh paska konflik dengan Prof Graf yang bisa berbahasa Indonesia dan Melayu itu. Kemudian, kampus menyepakati alokasi dana untuk membeli buku tentang Aceh khususnya di bidang bahasa, budaya, media dan politik kontemporer, karena itu adalah sektor-sektor disiplin ilmu yang menjadi fokus di Frankfurt.
Proyek pengadaan buku yang diberi nama ‘Aceh Literature Collection Initiatives’ itu kemudian mendapat apresiasi dan sambutan pula dari sejumlah penerbit, kampus dan lembaga riset lokal di Aceh dengan memberikan donasi literatur terbaik yang mereka miliki. Mereka adalah Aceh Institute Press, Bandar Publishing, Ar-Raniry Press, LKAS, Majalah Potret, Kata Hati Institute Press, dan beberapa donasi personal lainnya seperti dari T Zulkhairi Yunidar, dan M Nasir Djamil.
Prof Graf yang setahun lalu merilis dan mengedit buku dalam volume berjudul Aceh, History, Politic and Culture (2010) bersama Prof Susanne Schroeter dan Edwin Wieringa terbitan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) yang bermarkas di Singapura tersebut juga berterimakasih banyak kepada para donatur baik lembaga, Organisasi maupun individu.
Menurutnya kebangkitan penerbitan di Aceh adalah sangat positif untuk kekayaan akademik intelektual sekaligus sebagai wacana penggugah kepada dunia luar. Sekarang cerita dan wacana tentang Aceh, tidak lagi sepenuhnya didominasi oleh mayoritas orang luar, seperti ketika masa-masa sebelum konflik. Narasi tentang Aceh sekarang ditulis, didominasi dan diwacanakan sendiri oleh orang-orang Aceh.
Sejumlah literatur Aceh kontemporer yang kini bisa dibaca di Pustaka Universitas Franfurt antara lain Rangkeum dan Jurnal Seumikee Aceh Institute di Jerman, Jurnal LKAS, Aceh di Mata Orang Sunda dan Tasawuf Aceh karya Bandar Publishing, Ensiklopedi Ulama Aceh terbitan IAN Ar-Raniry Press, Merangkai Damai Aceh punyanya Kata Hati Institute, ataupun Majalah Potret sebagai media perempuan Aceh disebuah ruang nyaman nan hening di ibukota ekonomi Uni Eropa tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa sumbangan literatur ini akan sangat berarti bagi Universitas Frankfurt yang sedang mengembangkan fokus dan sayapnya di kajian Asia Timur Jauh, termasuk studi regional Asia Tenggara, di mana Aceh dan Indonesia adalah salah satu bagian penting dari studi lintas disiplin tersebut.
Saiful Akmal