Fosil tersebut setidaknya kombinasi dari tiga spesies: Homo rudolfensis, Homo habilis, Homo erectus.
Penemuan fosil tengkorak KNM-ER 1802 baru-baru ini mengarah pada kesimpulan menarik sekaligus mengejutkan. Didapati bahwa struktur rahang fosil tersebut setidaknya kombinasi dari tiga spesies: Homo rudolfensis, Homo habilis, Homo erectus.
Selain itu beberapa fitur wajah seperti gigi dan tulang pipi, mempertegas keterkaitan fosil itu dengan beberapa spesies berbeda manusia jenis Homo yang hidup di daratan Afrika dalam rentang periode antara 1,7-2,5 juta tahun lalu.
Fosil yang dikenal sebagai Homo rudolfensis (kode KNM-ER 1470) berasal dari area gurun di bagian utara Kenya bernama Koobi Fora, dan diidentifikasi pertama kalinya di tahun 1972.
Menurut peneliti Meave Leakey dan rekan-rekannya, Homo rudolfensis juga sangat berbeda dibandingkan dengan fosil-fosil lain di waktu itu, dengan otak yang relatif besar dan wajah datar panjang. Selama empat dekade, tengkorak tersebut merupakan satu-satunya spesimen yang belum terkategorikan.
Serangkaian perdebatan mengenai evolusi manusia awal timbul seiring penelitian ini mencuat. Contohnya dari Tim White, ahli paleontologi di University of California Berkeley, yang sangat mempertanyakan dan menentang kesimpulan Leakey.
Namun Leakey membantah dengan mengatakan, "Saya tantang Tim (White) untuk mencari jika ada spesies primata lain yang memiliki kemiripan untuk sejumlah variasi hebat pada individu ini."
"Pemahaman tentang keragaman spesies Homo yang ada, akan membantu kita untuk menentukan apakah sejarah dari garis silsilah manusia modern Homo sapiens bentukan dari persaingan sengit antara beberapa hominin, atau merupakan suatu suksesi yang bergerak dari spesies yang satu ke spesies lainnya," imbuhnya.
(Gloria Samantha. Nature, Huffington Post)