Jakarta (ANTARA News) - Kepala Markas PMI Maluku, Herry Latuheru mengungkapkan hingga hari keempat jebolnya bendungan Way Ela, warga Negri Lima, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Maluku, pengungsi masih mengalami kekurangan tempat MCK (mandi, cuci, kakus), selimut dan alas tidur.
Dalam siaran pers PMI Maluku yang diterima ANTARA News, Herry mengungkapkan para pengungsi mengeluhkan minimnya fasilitas untuk mandi dan buang hajat. Di beberapa titik telah disiapkan tandon air, namun tidak tersedia ember dan gayung, sehingga tidak memungkinkan warga untuk melakukan buang hajat besar dan mandi.
"Air untuk mandi dan hajat kurang memadai," terang Ibu Rahma Sapena, warga Negri Lima yang rumahnya hancur total dan mengaku belum mandi tiga hari ini.
Menurut data di posko induk pengungsian 846 KK (4.287 jiwa) berada di pengungsian.
Herry mengungkapkan, PMI Maluku beserta instansi terkait lainnya terus upayakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan pengungsi dengan menggunakan peralatan pengolahan air bersih yang di miliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku.
Namun sayangnya mesin pengolahan air bersih mengalami kendala yaitu kerusakan mesin RO (river osmosis) dan genset yang mati.
"Sehingga hasil pengolahan air yang dilakukan relawan PMI hanya bisa digunakan untuk mandi saja, namun tidak layak untuk minum," terangnya.
Senin (29/7), PMI Maluku juga akan menyiapkan 500 paket hygiens kit yang berisi ember, gayung, handuk, sabun cuci, sabun mandi dan sikat gigi.
"Hygiens kit ini nantinya untuk warga pengungsi agar dapat digunakan untuk membersihkan diri," jelas Herry di lokasi pengungsian.
http://www.antaranews.com/berita/387870/pengungsi-way-ela-kekurangan-tempat-mck