Oleh : Faisal Rahman
Pengertian
Kabbalah atau Qibil dalam bahasa Ibrani awalnya adalah istilah yang netral, yang secara harfiah memiliki arti sebagai ‘lisan’. Namun belakangan, ketika kaum Yahudi menggunakan istilah ini untuk menyembunyikan dan memelihara kepercayaan mistis-esoteris kelompok mereka, maka istilah ini menjadi sangat politis. Encarta Encyclopedia (2005) menuliskan bahwa istilah Kabbalah berasal dari bahasa Ibrani yang memiliki pengertian luas sebagai ilmu kebatinan Yahudi atau Judaism dalam bentuk dan rupa yang amat beragam dan hanya dimengerti oleh sedikit orang.
Kabbalah adalah kepercayaan Yahudi kuno yang amat rahasia. Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah-naskah kuno Judaisme, walau demikian, diyakini bahwa Kabbalah sesungguhnya memiliki akar yang lebih panjang dan merujuk pada ilmu-ilmu sihir kuno di zaman Fir’aun yang biasa dikerjakan dan menjadi alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar Fir’aun. Ajarannya berupa ilmu sihir dan ritual pemujaan Iblis yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun. Menurut sejarah, Ordo Kabbalah telah berusia 4.000 tahun, sejak Nabi Ibrahim as meninggalkan Sumeria, akhirnya menyebar ke Mesir Kuno hingga Ke Palestina. Ordo Kabbalah dibentuk dan diberi nama Ordo Persaudaraan saat perpindahan Bani Israil ke Babilonia yakni pada era Dinasti Ur ke-3 (2112 -2004 SM ). Doktrin mistis Kabbalah merupakan induk dari segala ilmu sihir yang ada di dunia hingga hari ini. Sejatinya merupakan elemen eksternal yang menyusup ke dalam agama Yahudi.
Doktrin Pemahaman
Menurut ajaran Kabbalah proses penciptaan dimulai dengan munculnya benda-benda yang disebut Sefiroth yang artinya lingkaran-lingkaran atau orbit-orbit yang bersifat material maupun spiritual. Benda tersebut berjumlah 32. Sepuluh yang pertama beremanasi dengan Tuhan yang gaib di kedalaman yang tak terbatas. Dogma Kabbalah ada relasinya dengan sistem kepercayaan astrologi kuno. Pada hakekatnya Kabbalah telah menyimpang jauh dari agama Yahudi. Ajaran tersebut menjadi doktrin mistis dari keimanan Yahudi yang melenceng dari Taurat.
Theodore Reinach seorang pakar sejarah Yahudi mendiskripsikan bahwa Kabbalah adalah racun teramat halus yang menyusup dan memenuhi nadi agama Yahudi. Doktrin tentang Tuhan mereka, bertentangan dengan fakta penciptaan dalam Taurat.
Penjelasan kaum Kabbalis tentang Tuhan direfleksikan sebagai bentuk tertinggi yang tak terlukiskan yang disebut En Sof. Adapun En Sof telah memanifestasikan dirinya kepada pengikutnya dalam sepuluh aspek (Sefiroth) realitas ilahiah. Kesepuluh aspek tersebut yakni: Kether Elyon : Mahkota tertinggi; Hokhmah : Kebijaksanaan; Binah : Akal; Hesed : Cinta atau pengampunan; Din : Kekuasaan; Rakhamim: Kasih Sayang; Netsakh : Keabadian; Hod : Kegungan; Yesod : Fondasi; Malkuth: Kerajaan (Sekhinah).
Tuhan mereka adalah iblis (Lucifer), mereka meyakini bahwa Iblis adalah malaikat yang terbuang dari surga karena menolak perintah ALLAH untuk bersujud kepada Adam. Bagi mereka, penolakan iblis adalah bukti tingginya tingkat pemahaman "tauhid" iblis, namun selanjutnya mereka malah mensejajarkan iblis dengan Tuhan itu sendiri.
Kitab suci Kabbalah terbagi dalam dua buku: Sefer Yetzerah (Kitab Penciptaan) dan Sefer Zohar (Kitab Kemegahan). Zohar penuh dengan ayat-ayat rahasia. Ayat-ayat tersebut hanya bisa dipahami melalui kitab yetzerah. Di Eropa beberapa abad setelah Masehi muncul Sefer Bahir (Kitab Cahaya).
Kitab suci Kabbalah ditulis dalam bahasa Ibrani, selanjutnya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Rujukan kaum Kabbalis tersebut berisi ajaran suci bagi kultus sesat dan penyembahan terhadap iblis. Teologi Kabbalah tersusun dari mitologi paganisme dan menjadi dasar dari kemerosotan agama Yahudi. Klaim Kabbalah bahwa manusia bertanggung jawab terhadap keberadaannya. Kaum Kabbalis menyebut iblis sebagai Lucifer (cahaya, pencerahan). Hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan mereka yaitu kekuasaan yang berasal dari cahaya, api dan matahari yang merupakan perlambang iblis.
Di dalam struktur ajaran mereka terdapat hirarki kekuasaan: Sefrotim (penyinaran) diasosiasikan sebagai makhuk supra natural. Dalam bahasa Ibrani disebut : Shedim yang terdiri dari sejumlah roh. Shedim yang kawin dengan manusia disebut Mazzikim dan anak hasil perkawinannya disebut: Banim Shovanim (anak haram jadah).
Kabbalah merepresentasikan bahwa manusia menjadi suci setara dengan Tuhan, dalam istilah modern dikenal dengan faham HUMANISME.
Dalam bdang sosial, ajaran ini membalikan kepercayaan akan hari akhir sebagaimana yang difahami oleh agama-agama samawi, dimana dalam agama samawi dunia ini dianggap sebagai sarana menuju kehidupan yang kekal (akhirat). Jadi dalam ajaran Kabbalah dunia ini dianggap sebagai alam nyata yang sesungguhnya, dimana kehidupan hanya terjadi sekali, sedangkan akhirat itu sendiri hanyalah halusinasi. Dari sinilah lahir faham kebebasan serta gaya hidup hedonis dan materialistis.
Membaca Simbol-simbol Kabbalah
Penganut Kabbalah selalu identik dengan simbol. Organ lelaki disimbolkan dengan Phallus (Lingga), perlambang kekuasaan regeneratif. Organ wanita dimanifestasikan oleh Yuna yang melambangkan kesuburan. Contoh pengaruh simbol Kabbalah dalam bangunan nampak pada bangunan istana kepresidenan Amerika Serikat yang melambangkan Yuna yang didepannya terdapat tugu yang melambangkan Phallus. Ini sama persis dengan istana kepresidenan Indonesia yang tepat didepannya terdapat bangunan Monas.
Lain halnya untuk menjelaskan struktur hirarki, mereka menggunakan segitiga dan piramida. Para elit Kabbalis berada pada puncak piramida yang menguasai massa yang menopang bangunan tersebut.
Metode Pencerahan
Metode pencerahan ala Kabbalah seperti layaknya metode psikoanalis masa kini dalam pencarian kebenaran sekuler, Teologi yang menyimpang ini membebaskan seseorang dari penjara duniawi membawa menuju ranah ilahiah, dengan cara inilah belenggu jiwa dibuka hingga ditemukan sumber kekuatan psikis yang mencerahkan serta mengobati penderitaan. Mistisisme Kabbalis menjustifikasi mampu menerobos ke dalam pikiran dibanding bentuk-bentuk agama yang ”rasional”. Klaim mereka “bahwa Tuhan kaum Kabbalis mampu menjawab kebutuhan, ketakutan dan kecemasan primitif”.
Contoh nyata adalah ketika masyarakat Barat menilai Tuhan dengan caranya yang kian sekuler. Menganggap bahwa hidup hanya sekali, setalah itu adalah halusinasi. Sesungguhnya seperti itulah gambaran tentang pencarian Tuhan oleh para selebritis dunia yang semakin kebablasan.
Trend Kabbalah di kalangan Selebritis
Di kalangan selebritis, Maddona dianggap sebagai "ratu" kabbalah, dia sendiri mengatakan "Saya ke gereja Anglikan, saya ke Sinagog, saya ikut serta dalam semua agama. Dalam tulang saya, saya adalah Katolik, karena demikianlah saya dibesarkan. Tapi seluruh hidup saya menyatu dengan Yahudisme (Kabbalah)".
Selain Maddona selebritis penganut "agama" ini adalah Guy Richie, Ashton Kutcher, Demi Moore, Rihhana, Christina Aguillera, Jennifer Aniston, Lindsay Lohan, dan masih banyak lagi. Mereka mencapai puncak kejayaannya dengan menjual diri kepada Iblis dengan menganut Kabbalah. Adapun Michael Jackson dan Britney Spears adalah mantan anggota persaudaraan mereka juga namun mereka telah keluar. Akibatnya karir mereka meredup, bahkan sebagian berakhir tragis.
Selain selebritis banyak pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh dunia yang menjadi penganut ajaran ini, dia bisa dari etnis dan ras apa saja agama apa saja, namun memiliki sesembahan dan tujuan yang sama. Motivasi mereka tentu meraih kejayaan dengan cara instan.
Meski begitu tidak semua politisi dan selebriti menganut faham ini, masih banyak selebriti-selebriti yang saleh yang berpegang teguh pada agamanya dan menjadi penentang ajaran Kabalah ini.
Struktural dan Gerakan
Kabbalah terdiri dari 3 ordo, yaitu : Ordo Hijau, Ordo Kuning, serta Ordo Putih. Ketiga ordo ini adalah satu kesatuan, pembagian ordo bisa dikatakan merupakan hanya sekedar pembagian tugas, namun semua bermuara pada satu ajaran, yakni Kabbalah.
Ordo Hijau lebih menekankan pada aspek spiritualitas, atau lebih tepatnya penyembahan terhadap Iblis (Lucifer dalam bahasa Bibel). Dengan kata lain disinilah tempat berkumpulnya "ulama-ulama" Kabbalah.
Sementara Ordo Kuning lebih bergerak di bidang sosial dan ekonomi, seperti menanamkan pengaruh di masyarakat berupa pembentukan pola fikir, selera, dan gaya hidup melalui media massa dengan memanfaatkan isu globalisasi. Mereka bergerak melalui media-media televisi, film, lifesyle, dll. Oganisasi-organisasi yang teridentifikasi dengan Orde Kuning ini diantaranya adalah Lions Club dan Rotary Club. Di bidang industri pefilman, para penganut Yahudi-Kabbalah ini menguasai lebih dari 70% rumah produksi di Hollywood, disamping itu mereka juga menguasai media-media massa, tenologi, keuangan dan perbankan serta bidang-bidang lainnya yang strategis.
Sedangkan Ordo putih nyaris tidak teridentifikasi. Hal ini disebabkan gerakannya sangat rahasia, dan mereka berkonsentrasi pada misi politik. Ajaran Kabbalah dirumuskan untuk menentukan jalannya peradaban manusia dengan membentuk satu pemerintahan dunia (E Pluribus Unum) atau “Tata Dunia Baru" (Novus Ordo Seclorum - The New World Order) di bawah kendali Yahudi. Namun sesungguhnya Penciptaan Tata Dunia Baru yang menjadi cita-cita mereka tidak lain adalah keinginan untuk menguasai dunia.
Bagi anda yang memegang uang US Dollar tentu tidak asing dengan kata "Novus Ordo Seclorum" atau The New World Order atau Tata Dunia Baru sebagaimana kalimat-kalimat itu sering didengungkan oleh Presiden Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Inilah gerkan politik Kabbalah Ordo Hijau yang diwakili oleh gerakan "tangan terselubung" berupa organisasi-organisasi bawah tanah semacam Illuminati dan Freemasonry yang bermuara pada gerakan Zionisme. Gerakan ini yang menyebarkan faham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Bahkan gerakan ini pula yang dituding mendalangi lebih dari 50% pertumpahan darah yang terjadi dalam sejarah peradaban manusia.
Pembahasan mengenai organisasi-organisasi tersebut akan dibahas pada bagian-bagian selanjutnya.
Pada akhirnya kita perlu mencermati kembali perkataan Benjamin Disraeli (Seorang Yahudi Kabbalah anggota Freemasonry) dalam bukunya "Conningsby (1884), bahwa "Dunia sekrang diperintah oleh orang-orang dengan cara yang berbeda dari apa yang ada dalam benak mereka (non-Yahudi-Kabbalah) yang tidak mengerti sesungguhnya apa yang terjadi. Penguasa sebenarnya bukanlah raja atau presiden, penguasa itu adalah "tangan-tangan terselubung".
Siapakah tangan-tangan terselubung itu? Mungkinkah dia Dajjal La'natullah atau Anti-Christ menurut bahasa Bibel?
Pola Gerakan
-Menggunakan suap (termasuk bea-siswa), wanita (sex), dan prospek karier dalam rangka menggaet tokoh-tokoh yang (potensial) menduduki posisi tinggi di bidang akademik, politik, ekonomi, sosial, militer, dan lain-lain. Sasarannya adalah mereka yang, berambisi, yang terpinggirkan, dan atau, yang tengah terbenam dalam pusaran masalah pribadi, dan sebagainya.
-Freemasonry bekerja dengan memusatkan pada penguasaan media massa. Jaringan kerja ini berada di bawah pengawasan dan kendali jaringan media massa internasional yang dikuasai pemodal Yahudi, seperti Viacom, Turner, Murdoch, dan lain-lain. Media-massa yang dikendalikan oleh “Freemasonry” bekerja dengan pola penyajian berita yang secara sengaja “memelintir” berita, memanipulasi fakta, berita bohong, dan menggunakan metode publikasi repetitif secara terus-menerus untuk membangun opini publik yang dikehendaki tentang sesuatu topik. Tidak hanya itu, media film juga merupakan alat doktrin mereka. Faktanya mereka menguasai lebih dari 70% rumah-rumah produksi di Hollywood.
Berkaitan adanya hubungan antara Zionis-Freemason-Illuminati dengan Hollywood silahkan buka di (http://www.tcssite.com/video/PBKDZhu-EZw/watch.html)
Misi dan Agenda
Freemasonry dan Illuminati ditengarai sebagai dalang dari setidaknya 50% pertumpahan darah dan peristiwa besar dalam sejarah manusia sejak abad pertengahan. Mulai dari Perang Salib, Revolusi Perancis, Revolusi Industri di Inggris, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Holocaust, krisis ekonomi dunia, peristiwa WTC, terorisme dan bahkan berdasarkan dokumen-dokumen dan teks-teks yang valid gerakan mereka memiliki agenda untuk menceburkan negara-negara kedalam Perang Dunia III.
Perang Dunia sangat penting bagi mereka dalam rangka menciptakan "Tata Dunia Baru" atau "Novus Ordo Seculum" atau "Order of The New World". Dengan harapan bahwa katika dan setelah perang akan semakin banyak negara-negara yang membutuhkan dana, maka pada saat itulah mereka memainkan pengaruhnya. Belajar dari Perang Dunia I dan II, para pemilik modal Yahudi akan memberikan pinjaman dengan syarat yang mengikat. Mereka akan memberikan modal untuk membangun persenjataan kedua belah pihak agar keduanya saling menghancurkan, dan setelah negara-negara hancur akibat perang maka negara-negara akan semakin memiliki ketergantungan kepada para pemilik modal Yahudi.
Memang sulit dipercaya, namun itulah yang telah terjadi dan tengah berlangsung SAAT INI. Setelah mengkonsolidasikan cengkeraman atas keuangan sebagian besar dari negara – negara Eropa pada pertengahan kedua abad-19, para bankir Yahudi mulai bekerja memperluas lingkungan pengaruhnya ke ujung-ujung dunia dalam rangka persiapan mereka melakukan serangan terhadap Amerika Serikat. Pada dasawarsa pertama abad ke-20 agenda mereka kian nyata dalam rangka mencapai tujuan untuk mendominasi dunia. Mereka merekayasa serangkaian perang dunia dengan tujuan untuk mengikis dunia lama untuk membangun suatu “Tata Dunia Baru”.
Rencana ini digariskan oleh Albert Pike dengan sangat rinci. Ia sendiri tidak lain adalah ‘The Souvereign Grand Commander of the Ancient and Accepted Scottish Rite of Freemasonry’, tokoh puncak “Freemasonry” di Amerika Serikat. Dalam salah satu suratnya kepada Giuiseppe Mazzini pada tanggal 15 Agustus 1871, Albert Pike menguraikan rancangan kelompok “Freemasonry” yang kedengarannya nyaris tidak masuk akal.
Dalam surat yang ditulis pada penghujung abad ke-19 itu, Pike menyatakan Perang Dunia I yang “diagendakan” pada awal abad ke-20 dirancang untuk menghancurkan Czaris Rusia – dan menempatkan negeri yang luas itu ke bawah kekuasaan para agen “Freemasonry”, Rusia yang baru itu akan dijadikan “momok” untuk mencapai tujuan-tujuan “Freemasonry” ke seluruh penjuru dunia.
Perang Dunia II, dirancang untuk dapat terjadi pada pertengahan abad ke-20 melalui manipulasi terhadap perbedaan yang ada antara kaum nasionalis Jerman dan politisi Zionis. Hal ini diharapkan akan menghasilkan perluasan pengaruh Rusia non-Czaris dan berdirinya Negara Israel di Palestina.
Perang Dunia III, direncanakan akan dilaksanakan pada awal abad ke-21 yang bersumber dari berbagai bentuk perbedaan yang menghasilkan kekacauan dan konflik oleh agen-agen “Freemasonry”, antara kaum Zionis dengan bangsa-bangsa Arab, Konflik itu dircncanakan akan meluas ke seluruh dunia.
Masih menurut surat Albert Pike yang bertanggal 15 Agustus 1871 itu, “Freemasonry” merancang melepaskan “kaum Nihilis dan Atheis untuk memprovokasi suatu pergolakan sosial yang dahsyat, dimana dengan segala kengeriannya akan diperlihatkan dengan sangat jelas kepada seluruh dunia pengaruh dari Atheisme mutlak, kebuasan, yang akan menghasilkan pergolakan yang bergelimang darah”.
“Kemudian dimana-mana, rakyat akan berhadapan dengan kelompok yang berniat untuk menghancurkan peradaban, dan mereka dipaksa untuk, mempertahankan diri menghadapi kelompok minoritas revolusioner. Sementara itu banyak orang yang merasa tertipu dengan agama Kristen. Sejak itu ummat manusia kehilangan arah, dan dengan semangat kehendak untuk berketuhanan, mereka mengidamkan sebuah idealisme, tetapi tidak tahu kemana memberikan kepasrahan mereka; akhirnya mereka akan menerima cahaya sejati (Illuminati) melalui manifestasi universal doktrin Lucifer yang sejati, yang akhirnya dimunculkan secara terbuka, suatu manifestasi yang akan menghasilkan gerakan reaksioner, yang akan disusul oleh kehancuran agama Kristen dan Atheisme, keduanya dikalahkan dan dimusnahkan pada masa yang bersamaan”.
Pada saat Albert Pike menuliskan suratnya di akhir abad ke-19 itu ada lima ideologi yang berbeda satu dengan lainnya di panggung dunia yang saling bertentangan dan tengah berjuang untuk memperebutkan “Liebensraum” masing-masing. Kelima ideologi itu adalah :
1. Ideologi para bankir Yahudi yang berhimpun di dalam organisasi rahasia “Freemasonry”, mereka terdiri dari penguasa keuangan dunia.
2. Ideologi “Pan Slavik” Rusia yang aselinya digagas oleh raja William yang Agung. Ideologi ‘Pan-Slavik’ menuntut dihapuskannya Austria dan Jerman, kemudian harus disusul dengan penaklukan Persia dan India, yang melahirkan perang antara lnggris dengan Rusia dalam ‘the Great Game’ pada tahun 1848.
3. Ideologi “Asia Timur Raya” digagaskan oleh Jepang. Ideologi ini menyerukan adanya konfederasi bangsa-bangsa Asia Timur (’Dai Toa no Senso’), yang dipimpin oleh Jepang, sebagai “Saudara Tua Asia”.
4. Ideologi “Pan Jermania” yang mencita-citakan penguasaan politik Jerman atas benua Eropa, bebas dari supremasi Inggris di lautan, dan mengadopsi kebijakan pasar-bebas bagi seluruh dunia.
5. Ideologi “Pan Amerika”, atau “Amerika untuk bangsa-bangsa Amerika”. Ideologi ini menyerukan “perdagangan dan persahabatan dengan semua, tanpa persekutuan”. Ideologi ini menegaskan ulang Doktrin Monroe pada tahun 1834.
Yang terlewatkan oleh Albert Pike adalah ideologi “Pan Islamisme” yang ada pada masa yang sama, yang bertujuan untuk menghimpun negara-negara Islam di dunia, yang dikumandangkan oleh Sheikh Jalaludin aI-Afghani. Entah disengaja atau tidak, mungkin saja ini suatu isyarat bahwa memang untuk menghadapi diperlukan Khilafah Islamiyah sebagai benteng pertahanan terakhir umat beragama, khususnya umat Islam.
Jika rencana para bankir Yahudi, atau “Freemasonry” itu berhasil, maka Rusia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, pada akhirnya akan berada di bawah kekuasaan “Freemasonry” (kecuali Khilafah Islamiyah), yang sudah lama merencanakan untuk menaklukkan dunia. Sebagai Qabalis sejati Albert Pike menyebutnya rencana itu merupakan suatu karya besar Lucifer yang tidak perlu peduli untuk mengorbankan nyawa beratus juta ummat manusia dan menimbulkan kerugian bermilyar-milyar dolar dalam pelaksanaannya. Beberapa di antara agenda “Freemasonry” itu, seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II telah terjadi. Kalau rancangan itu benar, maka Perang Dunia III, menurut Albert Pike akan terjadi pada awal abad ke21, dan akan berawal karena masalah Israel dengan Palestina.
Sasaran pertama “Freemasonry” ialah membangun “Satu Pemerintahan Dunia” (”E Pluribus Unum”), dan “Tata Dunia Baru” (“Novus Ordo Seclorum”), dengan cara menyusupi negara-negara super power. Dimulai mereka dengan menguasai Inggris. Kemudian menguasai Amerika Serikat dan dengan itu membangun peradaban Barat-Zionis yang mereka yakini akan mampu mempersatukan ummat manusia, di bawah satu sistem moneter yang berada di dalam kendali mereka. Thesis Samuel Huntington tentang ‘the Clash of Civilization’ – perbenturan peradaban Barat dengan peradaban Islam dan Cina -, yang akan menghasilkan keluarnya Barat sebagai pemenang, sangat besar kemungkinannya diilhami oleh gagasan kaum Qabalis membangun ‘Novus Ordo Seclorum’ di atas.
Rencana yang dirancang oleh “Freemasonry” untuk mencapai tujuan penaklukan dunia oleh kaum Qabalis bukan sekedar khayalan. Sejarah membuktikan agenda kaum Yahudi itu ternyata telah berhasil terwujud. Sepanjang garis rencana pencapaian tujuan akhir mereka, agenda itu diteruskan oleh para bankir Yahudi dan kawan-kawan mereka di seluruh dunia dengan cara menghimpun kekayaan di bidang usaha perbankan dan investasi, real estate, dan industri. Sebagaimana akan terlihat pada implementasinya, rencana itu telah dilaksanakan sedemikian mulusnya sampai-sampai hal itu mendapatkan tepuk-tangan justru dari kalangan yang akan mereka hancurkan.
Untuk itu kaum Qabalis-Freemasonry mengatakan, ada tiga jenis manusia di dunia, yaitu :
- Mereka yang menjadikan sesuatu itu terjadi.
- Mereka yang mengamati hal itu terjadi, dan
- Mereka yang terheran-heran tentang apa yang terjadi.
Mereka yang menjadikan sesuatu itu terjadi, yang dimaksud disini adalah mereka yang bergerak dalam gerakan terselubung, yang memerintah dunia di balik layar, merekalah kaum Kabbalis, Zionis, Freemason, Illuminati, dan organisasi-organisasi sejenis.
Mereka yang mengamati hal itu terjadi, yaitu mereka yang memperhatikan, meneliti gerak-gerik mereka, memberi peringatan kepada orang-orang akan bahaya gerakan-gerakan tersebut.
Mereka yang terheran-heran tentang apa yang terjadi (kelak), yaitu mereka yang bersikap masa bodoh, acuh tak acuh terhadap peristiwa yang terjadi, ini karena mereka sudah termakan umpan propaganda kaum Kabbalis, mereka melihat dan mendengar apa yang terjadi, tetapi mereka tidak memikirnya, karena cinta dunia.
Referensi:
- -William G Carr. (1991). "Yahudi menggenggam Dunia". Jakarta : Al-Kautsar.
- -Herry Nurdi dalam "Gerakan Theosofy di indonesia"
- -The Diary of Dajjal
- -Artikel2 Ridwan Saidi mengenai Yahudi di indonesia
- -Kajian zionisme Indonesia (KAZI) : Diskusi dua mingguan majalah Sabili