Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam melayangkan sepucuk surat kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta klarifikasi atas pemanggilan dirinya oleh lembaga itu dalam kaitannya dengan pernyataannya di Twitter yang diduga berbau SARA .
Surat tertanggal 28 Mei 2013 ini ditulis Dipo sebagai jawaban atas surat Koordinator Sub Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM tertanggal 24 Mei 2013, perihal undangan klarifikasi.
Dalam surat itu Dipo memandang perlu meminta klarifikasi terlebih dahulu mengenai dugaan pernyataannya dalam Twitter dan Facebook.
Pernyataan itu dipandang mengandung unsur SARA terhadap Frans Magnis Suseno dan secara spesifik melanggar UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis."Saya tidak mengerti apa maksudnya Komnas HAM, makanya saya minta klarifikasi dulu," kata Dipo.
Klarifikasi tersebut, dia pandang penting karena menurutnya tidak ada pernyataan atau tulisannya yang secara sengaja ditujukan untuk melakukan tindakan diskriminasi ras atau agama.
Komnas HAM) memanggil Dipo Alam esok Rabu untuk mengklarifikasi pernyataannya yang diduga berbau SARA di Twitter.
"Kami sudah menyampaikan surat undangan Jumat kemarin untuk hadir pada Rabu 29 Mei mendatang," kata Ketua Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM, Natalius Pigai, seperti dikutip media sebelumnya.
Dipo mengkritik surat terbuka Franz Magnis Suseno kepada Appeal of Conscience Foundation (ACF) yang akan memberikan penghargaan World Stateman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam akun twitternya @dipoalam49, 21 Mei 2013 lalu, dia mengkritik surat terbuka Franz itu, dengan antara lain menulis. "Umaro, ulama dan umat Islam di Indonesia secara umum sudah baik, mari liat ke depan, tidak baik pimpinannya dicerca oleh yang non-muslim FMS."http://www.antaranews.com/berita/377104/dipo-alam-minta-klarifikasi-komnas-ham