Masyarakat dilarang mendekati Gunung Sangeangapi Bima

Mataram, NTB (ANTARA News) - Masyarakat termasuk wisatawan dilarang mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncang Gunung Sangeangapi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima menyusul peningkatan status gunung tersebut dari waspada atau level II ke siaga (level III) sejak 19 Mei 2013.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi, Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Kun Santoso, di Mataram, Rabu, mengatakan sehubungan dengan peningkatan status Gunung Sangeangapi menjadi siaga seluruh masyarakat maupun wisatawan diharapkan tetap waspada.

"Sehubungan dengan status siaga Gunung Sangeangapi kami merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung tersebut termasuk wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah di puncak Gunung Sangeangapi dalam radius 5 km," katanya.

Ia mengharapkan, masyarakat di sekitar Gunung Sangeangapi diharap tenang dan tetap waspada dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Sangeangapi yang memiliki ketinggian 1.909 meter di atas permukaan laut itu.

Dia mengatakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB, Badan Daerah Penanggulangan Bencana Daerah dan pemerintah Kabupaten Bima tentang aktivitas Gunung Sangeangapi.

"Kami mengharapkan masyarakat selalu mengikuti arahan dari BDPB dan pemerintah daerah hendaknya senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Sangeangapi yang terletak di wilayah Sangeang Darat, Kecamatan Wera atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," ujarnya.

Menurut dia, menurut catatan sejarah aktivitas letusan Gunung Sangeangapi umumnya bersifat eksplosif dengan pusat kegiatan di puncak. Namun terkadang muncul aliran lava, awan panas, dan pertumbuhan kubah lava.

Pada saat ini, kata dia, Gunung Sangeangapi memiliki kubah lava yang menambah potensi bencana bila terjadi letusan yang menghancurkan kubah lava tersebut dan menimbulkan aliran awan panas dan jatuhan piroklastik.


http://www.antaranews.com/berita/377264/masyarakat-dilarang-mendekati-gunung-sangeangapi-bima