Surabaya (ANTARA News) - Perusahaan penyedia solusi tenaga kerja yang melayani jasa rekrutmen tenaga kerja, "Kelly Services" menilai tenaga kerja di Indonesia tidak berpengalaman saat memasuki dunia kerja, karena lebih banyak menerima berbagai ragam teori dibandingkan praktik kerja.
"Itu banyak diungkapkan oleh sejumlah perusahaan yang menjadi klien kami. Bahkan, ada beberapa pelanggan kami yang enggan mengambil tenaga kerja dari Indonesia," kata "Managing Director Kelly Services Indonesia", Bernadette Themas pada Pengenalan Panduan Gaji 2013 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan sejumlah perusahaan tersebut beranggapan setiap mahasiswa di Indonesia yang lulus kuliah, tidak siap kerja.
Selain itu, banyak tenaga kerja Indonesia justru baru bisa beradaptasi dengan pekerjaannya setelah mereka bekerja selama satu hingga dua tahun.
"Padahal, semua pelanggan kami butuh orang yang benar-benar siap kerja. Bukan menunggu supaya mereka belajar lebih dulu tentang pekerjaan yang akan dijalaninya," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Indonesia yang dinilainya mampu menaikkan standar kompetensi tenaga kerja, misalnya mengharuskan tenaga kerja Indonesia memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni.
"Di sisi lain, pemerintah juga sudah meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk memberi fasilitas kepada para mahasiswa, terutama modal menjadi wirausaha," ucapnya.
Ia juga mengemukakan pengenalan panduan gaji 2013 akan memberikan gambaran bagi para pengusaha dan para pencari kerja mengenai gaji di Indonesia.
"Saat ini, Indonesia sebagai target investasi asing terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang didukung sektor perbankan dan finansial, `consumer goods`, energi dan sumber daya alam, industri, serta properti," paparnya.
Kondisi itu mendorong makin besarnya kebutuhan tenaga kerja, dan selanjutnya panduan gaji dibutuhkan oleh para pengusaha dan pencari kerja supaya memiliki gambaran mengenai pengupahan di Indonesia. (KR-DYT/I007)
http://www.antaranews.com/berita/377522/tenaga-kerja-di-indonesia-dinilai-tidak-berpengalaman