Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial (Kemensos) membangun Tagana Center sebagai pusat pelatihan penanggulangan bencana di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Kesiapan menghadapi bencana alam sangat diperlukan. Belajar pada pengalaman masa lalu, masyarakat harus dilatih dan difasilitasi sarana dan prasarana untuk mengembangkan kemampuan penanggulangan bencana," kata Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, di Jakarta, Selasa.
Letak geografis Indonesia berada di antara cincin api yang rentan bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor dan banjir.
Untuk itu Kementerian Sosial ambil bagian dalam penanganan bencana melalui Pusat Latihan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Pusat pelatihan itu dilengkapi dengan simulasi bencana, selain Tagana, lembaga lain yang punya kepedulian terhadap bencana alam juga bisa menggunakan tempat tersebut untuk latihan.Saat ini, terdapat 29 ribu relawan Tagana yang tersebar di 33 provinsi serta potensi masyarakat terlatih. Tagana hadir untuk mengurangi risiko dan menekan dampak bencana terhadap masyarakat.
Melalui Tagana, manajemen penanggulangan bencana juga dilakukan dengan pemberian dukungan fasilitas kendaraan gerak cepat (mobil dan perahu) dan gudang buffer stock. Hingga kini, tercatat 276 unit mobil RTU, 117 unit dapur umum lapangan, 105 truk, 87 tangki air dan 56 kapal cepat yang siap bergerak saat darurat.
Dalam penanganan bencana, menurut Mensos, masyarakat harus diberikan penjelasan agar memahami peran dan fungsi penanggulangan bencana alam.
Maka dilakukan langkah-langkah pemberdayaan, seperti penguatan, pemantapan dan pelatihan sesuai budaya, kearifan lokal, kemampuan serta potensi masyarakat itu sendiri.
"Masyarakat menjadi lebih mandiri, lebih kuat, lebih sigap, lebih terlatih dan lebih siap menghadapi bencana, tanpa bergantung pada pihak lain, terkecuali kondisi khusus," ujarnya.
http://www.antaranews.com/berita/398302/kemensos-bangun-pusat-pelatihan-penanggulangan-bencana%C2%A0