Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Pol-Treking Institute Hanta Yuda mengatakan politik kekerabatan tidak cocok dengan sistem demokrasi karena merusak sistem kaderisasi partai politik.
"Itu merusak saluran kaderisasi, mengganggu ritme kaderisasi karena tidak sehat, karena demokrasi berbasis pada masyarakat. Parpol juga harus jelas kerjanya dalam rekrutmen politik," kata Hanta Yuda usai diskusi bertajuk "Dilema Caleg Ganda Dibalik Parpol Menetapkan DCT" di Media Center Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Rabu.
Hanta menjelaskan dalam sistem demokrasi partai politik harus mendengar aspirasi publik mengenai calon dari partai yang akan diajukan menjadi wakil rakyat. Proses seleksi kader di internal partai harus selektif dengan kriteria memiliki integritas, kemampuan, dan keterpilihan.
"Jangan terjebak pada figur publik, keluarga pejabat atau keluarga dari orang kuat sehingga harus punya kriteria yang jelas untuk diumumkan kepada publik," ujarnya.
Hanta mengatakan saat ini masih ada sistem oligarki dalam partai politik, orang terkuat menjadi pemilik "saham" dari partai tersebut. Dalam sistem demokrasi, kata dia, seharusnya yang memiliki peran penting adalah masyarakat sehingga dinasti politik dengan memegang struktur tertentu tidak boleh ada.
"Kalau demokrasi, partai harus menyerahkan semuanya kepada konstituen," katanya.
Dalam proses demokrasi ke depan, kata Hanta, seleksi kader harus melibatkan partisipasi publik sehingga siapapun yang ikut proses itu tidak masalah asalkan mengikuti mekanisme yang ada.
Menurut dia, seorang yang ingin masuk parpol tidak bisa serba instan lalu menduduki posisi strategis, namun harus juga mengikuti proses seleksi yang sehat. (I028/S024)
http://www.antaranews.com/berita/372467/pengamat-politik-kekerabatan-merusak-sistem-kaderisasi-partai