Beijing (ANTARA News) - Universitas Nasional Mongolia (UNM) akan segera memiliki Pusat Kajian Indonesia yang didirikan untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat, mahasiswa, dan para dosen, demikian disampaikan Wakil Presiden Universitas, Gerelt Od Lkhagvasuren.
Infrastruktur termasuk gedung dan calon pengajar di Pusat Kajian Indonesia ini telah disiapkan, kata Lkhagvasuren saat bertemu Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan, di Ulan Bator, usai Konferensi ke-7 Komunitas Masyarakat Demokrasi, Selasa (30/4), demikian keterangan tertulis KBRI Beijing, Jumat.
Lkhagvasuren pun meminta dukungan perwakilan pemerintah RI di Beijing terkait pendirian Pusat Kajian Indonesia tersebut.
Menanggapi itu Duta Besar RI Imron Cotan mengatakan akan memfasilitasi program pertukaran pengajar dan mahasiswa Indonesia dan Mongolia, dan membantu pemutakhiran referensi dan literatur mengenai Indonesia.
Dalam pertemuan itu Universitas Nasional Mongolia dan perwakian RI sepakat pula untuk mengadakan seminar hubungan antarmasyarakat kedua negara pada Juni dan September 2013.
"Kerja sama antara KBRI dengan UNM akan menjadi momentum penting bagi pengembangan lebih lanjut kerja sama antarmasyarakat Indonesia dan Mongolia, seperti disepakati oleh Presiden kedua negara saat kunjungan Presiden RI ke Mongolia November 2012," kata Imron.
Universitas Nasional Mongolia merupakan universitas terbesar di negara Chinggis Khan itu, dengan jumlah mahasiswa sekitar delapan ribu orang. Universitas yang didirikan pada 1990-an ini memiliki tiga fakultas favorit yakni Hubungan Internasional, Pertambangan dan Energi, serta Pariwisata.
Pada kesempatan itu Duta Besar Imron juga mengemukakan dua program beasiswa Pemerintah Indonesia yang dapat dimanfaatkan para mahasiswa UNM yaitu program Dharma Siswa dan beasiswa dalam kerangka Kerjasama Sama Teknik antar Negara Berkembang (KTNB).
"Kedua program beasiswa tersebut dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa UNM," katanya.
http://www.antaranews.com/berita/372750/universitas-mongolia-akan-dirikan-pusat-kajian-indonesia