Desain Grafis Bukan Sekedar Mahir Software

Di zaman modern seperti ini, dimana desain grafis juga telah ikut ambil alih dalam pertumbuhan global, masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman lama tentang apa itu desain grafis sebenarnya. Masih banyak orang yang mendefinisikan desain grafis sebagai SOFTWARE seperti adobe photoshop, illustrator, flash, coreldraw, gimp dll. Padahal pada kenyataannya tidak demikian. Desain grafis begitu sempit jika di artikan sebagai kemampuan mengoperasikan program untuk membuat desain.

Pertanyaan saya begini: "Jika di google terdapat tutorial GRATIS yang membahas cara menggunakan Software Desain, Lalu buat apa harus KULIAH DESAIN mahal-mahal?"

Jawabannya sederhana, DESAIN GRAFIS BUKAN SEKEDAR MAHIR SOFTWARE!, Desain Grafis adalah ilmu pengetahuan. Desain Grafis sejajar dengan matematika, fisika, kimia, biologi, akutansi, ekonomi, sosiologi dan ilmu pengetahuan lainnya,  tidak melulu harus dikaitkan dengan "software apa" yang digunakan untuk mendesain. Dalam desain grafis, semua orang tidak boleh asal mendesain. Semua ada aturan dan metodologi nya. Mulai dari persepsi dan citra yang dibangun oleh suatu desain sampai bagaimana cara mengkomunikasikan ide kepada masyarakat melalui desain grafis.

Pemikiran lama masyarakat tersebut justru berimbas pula pada orang yang belajar software desain via buku atau internet.  Akibat Pemahaman bahwa desain grafis adalah mahir mengoperasikan software, akhirnya berujung pada pengakuan "desainer" pada orang tersebut.  Banyak orang yang hanya mahir menggunakan software kemudian berani membuka jasa desain grafis. Mereka tidak salah dan saya juga tidak menyalahkan, namun jika mereka mendesain asal-asalan, akan berujung pada "citra" dan eksistensi ilmu desain grafis sendiri. Semua orang akan menganggap remeh ilmu desain grafis dan akhirnya masyarakat menjadi tidak menghargai sama sekali ilmu desain grafis.

Seorang desain adalah solusi bagi permasalahan desain grafis bukan justru hanya sebagai tukang. Seorang desainer semestinya tidak diperbudak oleh klien, justru sebaliknya. "Apa kebutuhan klien?" "Persepsi apa yang ingin dicapai klien dalam suatu desain (logo atau packaging misalnya)?" "Apa yang ingin dikomunikasikan klien pada konsumen?" "Dampak seperti apa yang ingin klien capai?" Desainer harus bisa menjawab dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut, bukan hanya mengikuti perintah klien baik dari pemilihan bentuk maupun warna. Oleh karena itu, yuk kita rubah mindset kita tentang desain grafis.

Pelatihan Desain Grafis online

Mulai dari Rp125.000 - Rp500.000,

dibimbing secara online di


http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/04/06/desain-grafis-bukan-sekedar-mahir-software-548913.html