80 WNI dari Suriah nantikan biaya tiket pesawat pemerintah

Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar RI di Beirut telah memulangkan lebih 3.400 warga negara Indonesia (WNI) korban perang saudara di Suriah, dan kini masih 80 orang lagi yang ditampung di KBRI Beirut.

"Saat ini terdapat 80 WNI dari Suriah ditampung di KBRI Beirut dan sedang menunggu biaya tiket pesawat dari pemerintah Indonesia," kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Beirut kepada Antara Kairo, Selasa.

Menurut dia, dalam enam bulan terakhir, KBRI telah memulangkan 2.551 WNI dari Suriah, sehingga total pemulangan sejak September 2012 sebanyak 3.429 orang.

Sebelumnya, rute pemulangan WNI dari Suriah melalui KBRI Amman, Yordania, namun sejak September 2012 rute pemulangan dialihkan ke KBRI Beirut karena dianggap lebih aman.

Duta Besar RI untuk Lebanon Dimas Samodra Rum menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Lebanon atas pemberian banyak kemudahan bagi WNI dari Suriah, khususnya berupa penghapusan biaya imigrasi.

"Semula pemerintah Lebanon memberi fasilitas penghapusan biaya visa selama 2x24 jam saja, namun kemudian diperpanjang menjadi satu bulan," katanya.

Kepala Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Beirut, Soemarjanto Karyasentika menjelaskan, Imigrasi Lebanon biasanya memberlakukan biaya visa transit untuk 10 hari sebesar LBP25.000 per orang, dan visa transit 30 hari mencapai LBP50.000 atau sekitar Rp316.000 per orang.

Dengan penghapusan biaya visa transit itu, pemerintah Indonesia bisa menghemat LBP127.550.000 atau sekitar US$85.000 (lebih Rp800 juta) untuk biaya pemulangan, katanya.

Selama di penampungan KBRI Beirut, semua kebutuhan harian WNI yang umumnya tenaga kerja wanita (TKW) tersebut ditanggung pemerintah Indonesia termasuk pelayanan kesehatan, katanya.

Selain itu, mereka juga menjalani kegiatan pembinaan keagamaan atas kerja sama KBRI dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Lebanon.

Lebanon merupakan negara sahabat dekat Indonesia, yang saat ini terdapat 1.288 personel Kontingen Garuda yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) di negara itu.

Indonesia tercatat sebagai penyumbang pasukan terbanyak dibanding negara anggota PBB di UNIFIL yang digelar pascaperang Hizbullah-Israel pada 2006. (M043/Z002)


http://www.antaranews.com/berita/382020/80-wni-dari-suriah-nantikan-biaya-tiket-pesawat-pemerintah